Berikut ini 10 pemain
sepakbola terbaik
sepanjang masa dalam
posisi striker:
10. Roberto Baggio
Sayangnya, Baggio lebih
diingat dengan
kegagalannya
mengeksekusi tendangan
dari titik putih sehingga
Italia kalah adu penalti
melawan Brasil di final
Piala Dunia 1994. Tapi,
tanpa penampilan Baggio
yang gemilang sepanjang
turnamen itu, Azzurri tak
mungkin mencapai final.
Ia menjadi anak emas
sepakbola Italia sejak
bergabung dengan
Fiorentina pada 1985,
sebelum rekor transfernya
ke Juventus menjelang
Piala Dunia 1990. Dikenal
dengan sebutan "The
Divine Ponytail" karena
rambut kuncir dan
ketaatannya menjalankan
agama Budha, Baggio
meraih scudetto dua kali -
bersama Juventus pada
1994/95, dan AC Milan
pada musim berikutnya.
Pemain Terbaik Dunia
versi FIFA pada 1993.
9. Alessandro Del
Piero
Juventus forever, per
sempre, selamanya! Itulah
si Pinturicchio yang sudah
lima kali scudetto bersama
Bianconeri dan menjadi
ikon klubnya dengan 500
penampilan lebih. Sama
halnya dengan Batigol, ia
pun menolak keluar dari
klubnya yang degradasi
pada 2006 akibat kasus
Calciopoli. Titel U-21 Eropa
pada 1994 dan 1996
disandangnya, ditambah
lagi gelar juara Piala Dunia
2006. Loyalitas adalah
emas!
8. Marco van Basten
Torehan 218 gol dari 280
penampilan bersama Ajax
dan AC Milan bukan
prestasi yang mudah
diraih. Ia juga mengoleksi
hat-trick gelar pada 1992 -
Pemain Terbaik Dunia
versi FIFA, Pemain Terbaik
Eropa, dan Pemain
Terbaik Dunia. Marco van
Basten menjadi pemain
yang sukses mengikuti
jejak Johan Cruyff,
sekaligus memimpin
Belanda juara Eropa untuk
pertama kalinya pada
1988. Bersama AC Milan,
ia meraih Piala Eropa pada
1989 dan 1990.
Sayangnya, cedera
pergelangan kaki
memaksanya pensiun
lebih dini. Meski demikian,
Van Basten tetap
berkiprah dalam dunia
sepakbola. Ia melatih
timnas Belanda pada
2004-08 dan kini
mengasuh Ajax.
7. Ronaldo (Ronaldo
Luiz Nazario da Lima)
Sang fenomena ini sudah
dua kali meraih hat-trick
gelar Pemain Terbaik FIFA,
Eropa dan Dunia. Nama
Ronaldo mulai bangkit
ketika melesatkan 58 gol
dalam 60 pertandingan di
awal karirnya bersama
Cruzeiro pada 1993.
Setelah dua musim yang
gemilang bersama PSV
Eindhoven, ia bergabung
dengan Barcelona pada
1996 dan membukukan
34 gol dalam 37 laga
untuk menjadi topskor.
Bersama Inter Milan,
Ronaldo 'mengejek' gaya
pertahanan klub Italia
lainnya. Alhasil, 25 gol
dikemasnya, sekaligus
membawa Inter juara
Piala UEFA - semuanya
dalam musim
pertamanya. Ia juga
meraih topskor pada dua
musim pertamanya
bersama Real Madrid.
Duka kekalahan 3-0 dari
Prancis pada final Piala
Dunia 1998 terhapus,
ketika Ronaldo membawa
Brasil juara Piala Dunia
berikutnya. Ia menjadi
topskor dengan 8 gol, dan
dua di antaranya dicetak di
final melawan Jerman.
6. Bobby Charlton (Sir
Robert Charlton)Inilah
salah satu pemain terbaik
Inggris sepanjang masa.
Bobby Charlton meraih
106 caps dan 49 gol
bersama timnas Inggris.
Sebagai bagian dari
"Busby Babes" yang
selamat dari tragedi
Munich 1958, Charlton
sepuluh tahun kemudian
membawa Manchester
United menjadi klub
pertama Inggris yang
juara Piala Eropa. Charlton
juga membantu tuan
rumah Inggris meraih
Piala Dunia 1966.
Perlawanan Charlton
kontra Eusebio di semifinal
melawan Portugal
dikenang sebagai
pertandingan terbaik
Inggris sepanjang masa.
5. Alfredo Di Stefano
Ketika membela Real
Madrid, Di Stefano
mengoleksi delapan titel
Liga Spanyol dan
memenangkan lima edisi
pertama Piala Eropa. Ia
juga melesatkan gol
dalam setiap pertandingan
final. Kepemimpinannya di
lapangan ditambah skill
menakjubkan membuat
Di Stefano menjadi faktor
utama Real Madrid
mendominasi Eropa pada
akhir 1950-an. Namun, Di
Stefano gagal di tingkat
internasional. Ia pernah
memperkuat timnas
Argentina, Kolombia dan
Spanyol, tapi tak satupun
gelar Piala Dunia direbut.
Ia selalu dikenang ketika
menciptakan hattrick saat
Real Madrid membantai
Frankfurt 7-4 untuk
mengangkat trofi Piala
Eropa kelima kalinya
beruntun.
4. Ferenc Puskas
Inilah striker yang
kualitasnya akan sulit
ditemui lagi di Hongaria.
Bersama timnas, ia
mencatat rekor 84 gol dari
85 caps. Tubuhnya
pendek, dadanya rata, tapi
kekuatannya terletak pada
kaki kirinya yang mampu
melepaskan tembakan
secepat kilat. Setelah
meraih medali emas
Olimpiade 1952 sekaligus
mengakhiri dominasi
Inggris di Eropa, timnas
Hongaria menjadi favorit
juara Piala Dunia 1954.
Tim berjuluk "Mighty
Magyars" melesakkan 17
gol dalam babak grup
sebelum menyingkirkan
Brasil dan Uruguay.
Meskipun cedera berat,
Puskas memaksakan
dirinya tampil di final,
bahkan mencetak gol
sebelum kalah secara
menyakitkan oleh Jerman
Barat.
3. Eusebio (Eusebio da
Silva Ferreira)
Pemenang Sepatu Emas
di Piala Dunia 1966 ini
mencetak sembilan gol
buat Portugal sebelum
tersingkir di semi-final
oleh tuan rumah Inggris,
yang kemudian keluar
sebagai juara. Eusebio
menjadi pemain Afrika
pertama (kelahiran
Mozambique) sehingga
dikenal sebagai "Pele versi
Eropa" - dan hingga kini
masih dinobatkan sebagai
pemain terbaik Portugal
sepanjang masa. Dari
Benfica hingga Sporting
Lisbon, nama Eusebio
bersinar di usia 19, ketika
mencetak hat-trick ke
gawang Santos (yang kala
itu diperkuat Pele) pada
Turnamen Paris 1961.
Eusebio menjadi topskor
Liga Portugal tujuh kali
dan meraih Pemain
Terbaik Eropa pada 1965.
Dua golnya ke gawang
Real Madrid membantu
Benfica meraih Piala Eropa
untuk kedua kalinya pada
1962. Sayangnya, ia
cedera lutut dan terpaksa
gantung sepatu pada
umur 32 tahun. Ia
menorehkan 41 gol dari
64 caps internasional.
2. Johan Cruyff
Inilah master of total
football. Kapten Cruyff
memimpin Belanda di
Piala Dunia 1974, dengan
mencetak dua gol baik ke
gawang Argentina
maupun Brasil, sebelum
dikalahkan Franz
Beckenbauer dan Jerman
Barat di partai puncak.
Johan Cruyff merupakan
nama paling terkenal
dalam sejarah sepakbola
Belanda. Ia menjadi
pemeran utama dalam
dominasi Ajax di kancah
Eropa pada era 1970-an.
Ia mendominasi Belanda
dengan delapan titel
domestik bersama Ajax
ditambah satu lagi di
Feyenoord. Tiga gelar
Piala Eropa berturut-turut
diraih pada 1970 hingga
1973 sebelum hijrah ke
Barcelona. Ia pensiun
menjelang Piala Dunia
1978, dan selanjutnya
sukses melatih dua bekas
klubnya.
1. Pele (Edson Arantes
do Nascimento)
Pada usia 17 tahun, Pele
(foto) memborong enam
gol di Piala Dunia 1958,
dan menjadi sumber
inspirasi Brasil meraih titel
pertamanya. Karirnya
penuh dengan prestasi, di
dalam maupun luar
lapangan, dan saat ini
menjadi duta besar
sepakbola. Angka-
angkanya: 470 gol dalam
412 penampilan bersama
Santos, dan 77 gol dari 92
caps di timnas Brasil. Tiga
kali juara Piala Dunia,
sepuluh titel Campeonato
Paulista, dua Copa
Libertadores.
0 komentar:
Posting Komentar